Puisi untuk Bunda
Saat
malam mulai merayap
Aku
terdiam semakin senyap
Tak
ada kata yang dapat ku ucap
Hanya
langit yang bisa ku tatap
Di
satu sisi langit…
Ku tersenyum walau hanya secarik mimpi…
ku tertawa walau itu hanya ilusi...
Ku tersenyum walau hanya secarik mimpi…
ku tertawa walau itu hanya ilusi...
Sejenak
bayanganku bernafas terhenti…
Aku
tak tau harus bagaimana
Aku
terjatuh... aku tertatih
Namun
engkau datang dengan senyum sejuta warna
Mendekat
mendekap memelukku dengan sepenuh hati
Bunda...
Engkau
mengajariku untuk menahan…
Derasnya tangisan yang bagaikan hujan…
Derasnya tangisan yang bagaikan hujan…
Menuntunku
untuk menyapu rintangan…
Engkaulah inspirasi dalam kehidupan…
Engkaulah inspirasi dalam kehidupan…
Bunda...
Dalam Senyum mu kau sembunyikan
letih mu
Dalam tawa mu kau sembunyikan dukamu
tak sedetik pun kau hentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Dalam tawa mu kau sembunyikan dukamu
tak sedetik pun kau hentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Bunda...
Dalam sujudmu kau menangis
Melantunkan do’a untuk anakmu ini
Agar bisa kembali tersenyum manis
Dalam menggapai cita-citaku yang kan
ku kejar mulai hari ini
Bunda...
Lika-liku hidupmu dengan kehadiranku….
Kau tampak tak menyesali….
Semua rasa sakit yang kuberikan padamu, kau terima dengan lapang dada….
Kau tampak tak menyesali….
Semua rasa sakit yang kuberikan padamu, kau terima dengan lapang dada….
Bunda...
Kau melumasi minyak penenang padaku, kala aku
terjatuh….
Kau dorong aku hingga uratmu menegang kencang, kala aku berhenti….
Pori-porimu melebar, menunjukkan kekhawatiran tatkala aku tersesat….
Bijaksanamu tiada kering mengiringiku….
Kau dorong aku hingga uratmu menegang kencang, kala aku berhenti….
Pori-porimu melebar, menunjukkan kekhawatiran tatkala aku tersesat….
Bijaksanamu tiada kering mengiringiku….
Bunda...
Kau kuat dalam tubuhmu yang rapuh….
Kau tersenyum dalam menahan perih serpihan kaca kehidupan yang menusuk tubuhmu….
Kau memelukku dalam teriknya masalah yang kau terima….
Kau berikan selimutmu padaku dalam dinginnya hembusan angin disekitarmu...
Kau tersenyum dalam menahan perih serpihan kaca kehidupan yang menusuk tubuhmu….
Kau memelukku dalam teriknya masalah yang kau terima….
Kau berikan selimutmu padaku dalam dinginnya hembusan angin disekitarmu...
Bunda...
Kau lepaskan diriku demi kebahagianku tatkala aku
dewasa….
Kau tak meminta sedikitpun upah atas jasamu….
Kebahagianku seolah sudah menjadi imbalan yang lebih bagimu….
Kaupun senantiasa terbuka menerima keluh kesahku, kapanpun….
Kau tak meminta sedikitpun upah atas jasamu….
Kebahagianku seolah sudah menjadi imbalan yang lebih bagimu….
Kaupun senantiasa terbuka menerima keluh kesahku, kapanpun….
Bunda...
maafkan anakmu ini yang belum tahu bagaimana harus
berterimakasih atasmu….
Meski kutahu kau tak mengharapkannya….
maafkan anakmu ini yang belum bisa memberikan apapun untukmu….
Meski kutahu kau tak memerlukannya….
Meski kutahu kau tak mengharapkannya….
maafkan anakmu ini yang belum bisa memberikan apapun untukmu….
Meski kutahu kau tak memerlukannya….
Bunda...
Dalam keegoisanku….
Dalam perangai burukku….
Bunda, dalam rajutan kasih sayangmu….
Dalam mahligai cintamu yang tak pernah usang….
Kulantunkan syair ini untukmu, meski kutahu ini kan kembali untukku….
Dalam perangai burukku….
Bunda, dalam rajutan kasih sayangmu….
Dalam mahligai cintamu yang tak pernah usang….
Kulantunkan syair ini untukmu, meski kutahu ini kan kembali untukku….
Bunda...
Kasihmu lebih indah dari semua kasih yang ada di
muka bumi
Tak pernah lelah ataupun letih untuk menjaga buah hati
Bukan hanya air mata , darah ,nyawa engkau pertaruhkan
Siang malam tiada henti , hanya agar buah hatimu tersenyum
Tumbuh besar dan mampu memberi arti bagi kehidupan
Tanpa berharap untuk membalas budi baikmu
Bunda...
Tak pernah lelah ataupun letih untuk menjaga buah hati
Bukan hanya air mata , darah ,nyawa engkau pertaruhkan
Siang malam tiada henti , hanya agar buah hatimu tersenyum
Tumbuh besar dan mampu memberi arti bagi kehidupan
Tanpa berharap untuk membalas budi baikmu
Bunda...
Engkaulah surga nyata yang menaungi saat ku rapuh
Pelindung dan penjagaku , bilaku dalam bahaya
Guruku yang mengajarkan segala arti kehidupan
Tanpa kenal lelah dan selalu bersabar
Bunda...
Pelindung dan penjagaku , bilaku dalam bahaya
Guruku yang mengajarkan segala arti kehidupan
Tanpa kenal lelah dan selalu bersabar
Bunda...
Maafkan aku yang selalu menyusahkanmu
Sering membuatmu menangis khawatir dan tak tertidur
Tetapi aku tak mampu membalas segala kebaikanmu
Yang tulus dan penuh kasihmu
Sering membuatmu menangis khawatir dan tak tertidur
Tetapi aku tak mampu membalas segala kebaikanmu
Yang tulus dan penuh kasihmu
Bunda...
Mungkin hanya Doa-doaku yang selalu ku panjatkan
Agar selalu kebaikan untukmu , di semua langkah , tepian
Ataupun akhir perjalanan,
Ku junjung semua tuturmu di ubun-ubunku
Sebagai tongkat dan lentera dalam langkah perjalanan
Untuk mengerti dan mengartikan seluruh isi kehidupan .
Agar selalu kebaikan untukmu , di semua langkah , tepian
Ataupun akhir perjalanan,
Ku junjung semua tuturmu di ubun-ubunku
Sebagai tongkat dan lentera dalam langkah perjalanan
Untuk mengerti dan mengartikan seluruh isi kehidupan .